Anda mungkin sudah tak heran lagi ketika sedang menyaksikan pertandingan
sepakbola Liga Inggris di Stadion sepakbola atau di layar televisi, hampir setiap pertandingan pasti ada kesan rusuh dan gak tertib dari suporter klub sepakbola. Mulai dari berdesakan, menyalakan petasan, kembang api, sampai pelemparan botol air mineral ketengah lapangan. Kenapa hampir setiap pertandingan selalu saja terulang hal seperti ini?? Sulitkah menertibkan para suporter sepakbola kita?? Atau memang ketertiban itu harus dipaksakan??
Mari kita lihat ke daratan Eropa, tepatnya Liga Inggris yang memang awalnya memiliki kesamaan dengan kondisi suporter Liga Indonesia saat ini.
Anda pasti sepakat, Walaupun
Liga Champions kemarin dijuarai oleh Bayern Munchen yang notabene berasal dari Liga Jerman. Tapi kita sepakat, Liga Inggris adalah Liga Terbaik dunia saat ini. selain permainan yang menganut Kick and Rush, segi Kualitas penayangan di televisi, Kualitas stadion dan rumput yang dikatakan nomor 1 didunia, hingga keamanan dan kenyamanan stadion yang benar-benar di prioritaskan.
Tapi ternyata dahulu Liga Inggris tak ada bedanya dengan Liga Indonesia saat ini. Suporter Liga Inggris dahulu kala dikenal bengal dan brutal. Hingga puncaknya terjadi kerusuhan yang dilakukan suporter Liverpool saat melawang Juventus di final Liga Champions di Belgia pada tanggal 29 Mei 1985. Tragedi yang dikenal dengan tragedi Heysel ini mengakibatkan 39 orang harus kehilangan nyawa. Tak hanya itu, Sepakbola Eropa mengalami dampak yang luar biasa.
UEFA yang merupakan Induk organisasi sepakbola EROPA tak mau hal ini terulang lagi,Hukuman yang tegas bagi Liverpool pun dijatuhkan. Liverpool tak boleh lagi main di EROPA selama 5 tahun. Bahkan uniknya, FA yang menjadi Induk organisasi sepakbola Inggris juga ikut menghukum semua klub Liga Inggris, bukan hanya Liverpool tapi semua klub tidak boleh main di luar Inggris selama 5 Tahun.
FA pun mencari cara untuk menghilangkan kebiasaan suporter Klub Liga Inggris di dalam stadion. Akhirnya, langkah yang dinilai bertolak belakang, Ide yang cukup gila pun diambil. Yakni menghilangkan pagar pembatas antara tribun penonton dan lapangan, Kemudian menghilangkan tiket penonton berdiri alias tanpa kursi. Tentu saja kebijakan ini menuai banyak kecaman. terutama oleh para penonton yang menganggap tiket berdiri adalah tiket yang murah dan terjangkau. Selain itu apakah mungkin menghilangkan pagar pembatas bisa membuat
suporter sepakbola menjadi lebih sopan dan tertib? Ada pagar pembatas aja rusuh apalagi tidak ada pembatas?
FA adalah organisasi berpengalaman,Menurutnya, biang kerok dari setiap kerusuhan di stadion adalah adanya suporter berdiri. dan satu penonton satu kursi adalah langkah yang tepat untuk mendewasakan penonton. Ditambah lagi sistem penjualan tiket yang sekaligus mencatat identitas penonton hingga jika suatu hari adapenonton yang melakukan rusuh identitasnya sudah diketahui dan langsung mendapatkan sanksi tidak boleh menonton pertandingan sepakbola kedalam stadion diseluruh Inggris untuk jangka tertentu bahkan selamanya.
Pasukan Polisi puntidak boleh secara terang-terangan hadir didalam stadion, mereka harus hadir tetapi dengan pakaian penyamaran. Yang terlihat hanya Steward atau keamanan internal stadion yang terlihat aktif mengamati setiap suporter.
Memang tak 100 persen aman dari kerusuhan, tercatat kita pernah menyaksikan Eric Cantona melakukan tendangan kung Fu ke suporter Crystal Palace di pinggir lapangan. Atau insiden balon yang dilepaskan seorang remaja yang masuk ketengah lapangan dan mengakibatkan Gol ke gawang Liverpool yang harus menelan kekalahan dari Sunderland.
Itu hanya sebagian Cerita dari daratan Inggris yang patut diacungi dua jempol. Lantas bagaimana dengan di Indonesia??
Mendewasakan suporter sepakbola tidaklah datang secara sendirinya, karena suporter adalah sekumpulan orang dengan berbagai watak. ada 10 suporter, 2 yang tertip tapi 8 yang tidak tertib tetap saja akan membawa dampak bagi dua orang tadi. Makanya, Kedewasaan Suporter hendaknya dipaksakan dengan cara yang telah dipikirkan secara matang.
Kita bisa mulai membangun stadion Sepakbola dengan singel seat, satu penonton maka satu kursi. Tidak ada orang yang menonton secara berdiri didalam stadion. Hal ini akan terjadi di Indonesia, tepatnya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api yang tidak lama lagi akan digunakan. Stadion bertarap Internasional ini menyediakan 38.000 kursi tunggal untuk penonton.
Apakah sudah cukup hanya dengan Singel Seat? Tidak. Kita bisa meniru apa yang dilakukan FA di Inggris. Sistem pembelian Tiket dengan mencatat Indentitas calon penonton. Kita bisa bikin sistem terkomputerisasi untuk meng inputkan data-data sesuai KTP dan penyesuaian nomor tempat duduk seperti saat nonton Bioskop. Jika anda suporter yang bikin rusuh, maka mudah mengidentifikasinya dan langsung diberikan hukuman tidak boleh nonton kedalam stadion untuk waktu yang telah ditentukan sesuai tingkat kesalahannya.
Petugas keamanan atau Steward (liga Inggris) bisa kita terapkan. Komposisinya bisa disesuaikan, Misalkan 1 blok tribun diamati oleh 5 Steward. Tugas mereka mengamati setiap penonton. Jika ada penonton yang terindikasi akan melakukan rusuh, tinggal ditarik keruangan khusus, kemudian diberikan arahan dan peringatan. Jika dirasa sudah mengerti, tinggal dikembalikan lagi ke tribun dan tetap diamati.
Steward bisa diambil dari pihak kepolisian atau dari sipil. Tetapi mereka diberi pakaian khusus misalkan seperti pada gambar dibawah ini. Warna saya kira memang harus mencolok agar penonton tahu kalau itu adalah Steward. Jangan menggunakan pakaian POLISI atau ala MILITER.Itu Kesannya kayak Ngajak Perang lah.
Panpel juga memberikan Garansi Kemanan dan kenyamanan bagi setiap penonton baik didalam stadion maupun diluar stadion. di Indonesia, banyak suporter yang nonton didalam stadion dengan memakai helm. Usut punya usut, bukan karena persiapan akan tawuran, melainkan takut jika helm nya disimpen diparkiran maka helmnya akan hilang. Oleh sebab itu berikan rasa keamanan dan kenyamanan bagi setiap suporter. Sistem parkir jika dikelola secara profesional bisa menghasilkan pendapatan yang cukup besar
Bagaimana??? Yuk, Kita dukung Ketertiban dan kenyamanan didalam
stadion sepakbola. Jaga Stadion agar tetap bersih, nyaman, dan aman. Mulai dari diri kita sendiri.