Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) BS Tejakusmana mengatakan, Indonesia sangat siap dan berharap secepatnya bisa mengoperasikan satelit generasi terbaru yakni Landsat 8.
Dalam kaitan itu pula, selama tiga hari lembaga antariksa 18 negara berkumpul di Bali, membahas berbagai hal dalam mempersiapkan diri untuk mengoperasikan stasiun bumi satelit Landsat.
Negara yang hadir terdiri dari kawasan Amerika, Eropa, Asia dan Australia. Pertemuan bakal membahas tentang aktivitas dan persiapan akuisisi data Landsat oleh operator-operator bumi di dunia termasuk Indonesia.
Tejakusuma menambahkan, saat ini beberapa negara di Asia yang memanfaatkan satelit AS yakni Indonesia, Thailand, Taiwan, China, India dan Australia. Landsat merupakan penginderaan jauh milik AS yang diluncurkan sejak 1972. Landsat menghasilkan jutaan citra yang disimpan dalam stasiun-stasiun bumi penerima Landsat di seluruh dunia.
Selama ini, citra Landsat dipergunakan untuk berbagai penelitian pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah dan pendidikan.
"Amerika sebagai pemilik satelit akan meluncurkan Landsat 8. Namun sebelum diluncurkan negara pengguna ingin mendengar laporan perkembangan jadwal, software perekam dan olah data dan lainnya," ujarnya.
Indonesia sudah sangat siap untuk mengoperasikan satelit generasi terbaru Landsat 8. Bahkan antene sudah dibangun di Bogor dan Sulawesi Selatan guna meng-cover Indonesia Timur.
"Untuk anggaran pengadaan Landsat semua perangkat seperti antena dan lainnya sekira Rp40 miliar," imbuhnya didampingi Kepala Bagian Humas LAPAN Elly Kuntjahyowati. (tyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar